Rabu, 20 Februari 2013

Bab Nikah II (Pinangan)

Kupinang Engkau dengan Hamdalah

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda: "Tiga orang yang selalu diberi pertolongan Allah adalah
seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah, seorang penulis yang selalu memberi
penawar & seorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya" (HR Thabrani)

Banyak jalan yang dapat menghantarkan orang kepada peminangan & pernikahan. Banyak sebab yang
mendekatkan dua orang yang saling jauh menjadi suami istri yang penuh barakah & diridhai Allah.
Ketika niat sudah mantap & tekad sudah bulat, persiapkan hati untuk melangkah ke peminangan.
Dianjurkan, memulai lamaran dengan hamdalah & pujian lainnya kepada Allah SWT. Serta Shalawat
kepada Rasul-Nya. Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Setiap perkataan yang tidak dimulai dengan bacaan hamdalah, maka hal itu sedikit barakahnya (terputus
keberkahannya)" HR Abu Daud, Ibnu Majah & Imam Ahmad.

Setelah peminangan disampaikan, biarlah pihak wanita & wanita yang bersangkutan untuk
mempertimbangkan. Sebagian memberikan jawaban segera, sebelum kaki bergeser dari tempat
berpijaknya, sebab menikah mendekatkan kepada keselamatan akhirat, sedang calon yang datang sudah
diketahui akhlaqnya, sebagian memerlukan waktu yang cukup lama untuk bisa memberi kepastian apakah
pinangan diterima atau ditolak, karena pernikahan bukan untuk sehari dua hari.
Apapun, serahkan kepada keluarga wanita untuk memutuskan. Mereka yang lebih tahu keputusan apa
yang terbaik bagi anaknya. Anda harus husnudzan pada mereka. Bukankah ketika meminang wanita berarti
anda mempercayai wanita yang diharapkan oleh anda beserta keluarganya.
Keputusan apapun yang mereka berikan, sepanjang didasarkan atas musyawarah yang lurus, akan baik
dan Insya Allah memberi akibat yang baik bagi anda. Tidak kecewa orang yang istikharah & tidak merugi
orang yang musyawarah. Maka apapun hasil musyawarah, sepanjang dilakukan dengan baik, akan
membuahkan kebaikan. Sebuah keputusan tidak bisa disebut buruk atau negatif, jika memang didasarkan
kepada musyawarah yang memenuhi syarat, hanya karena tidak memberi kesempatan kepada anda untuk
menjadi anggota keluarga mereka. Jika niat anda memang untuk silaturrahim, bukankah masih tersedia
banyak peluang untuk menyambung?
Anda telah meminangnya dengan hamdalah, anda telah dimampukan datang oleh Allah Yang Maha Besar.
Dia-lah Yang Maha Lebih Besar. Semuanya kecil.
Ada pelajaran yang sangat berharga dari Bilal bin Rabbah tentang meminang. Ketika ia bersama Abu
Ruwaihah menghadap kabilah Khaulan, Bilal mengemukakan : "Jika pinangan kami anda terima, kami
ucapkan Alhamdulillah. Dan kalau anda menolak, maka kami ucapkan Allahu Akbar."
Maka, kalau pinangan yang anda sampaikan ditolak, agungkan Allah, semoga anda tetap berbaik sangka
kepada Allah & juga kepada keluarganya. Sebab bisa jadi, penolakan merupakan jalan pensucian jiwa dari
kedzaliman diri sendiri, bisa jadi penolakan merupakan proses untuk mencapai kematangan, kemantapan &
kejernihan niat. Sementara ada banyak hal yang dapat mengotori niat. Bisa jadi Allah hendak mengangkat
derajat anda, kecuali anda justru malah merendahkan diri sendiri. Tapi hati perlu diperiksa, jangan-jangan
perasaan itu muncul karena ujub.
Kekecewaan, mungkin saja timbul. Barangkali ada perasaan yang perih, barangkali juga ada yang merasa
kehilangan rasa percaya diri saat itu. Ini merupakan reaksi psikis yang wajar, kecewa adalah perasaan
yang manusiawi, tetapi ia harus diperlakukan dengan
cara yang tepat agar ia tidak menggelincirkan ke jurang kenistaan yang sangat gelap. Kecewa memang
pahit. Orang sering tidak tahan menanggung rasa kecewa, mereka berusaha membuang jauh-jauh sumber
kekecewaan. Sekilas nampak tidak ada masalah, tetapi setiap saat berada dalam kondisi rawan. Perasaan
itu mudah bangkit lagi dengan rasa sakit yang lebih perih. Dan yang demikian tidak dikehendaki Islam.
Islam menghendaki kekecewaan itu menghilang perlahan-lahan secara wajar. Sehingga kita bisa
mengambil jarak dari sumber kekecewaan dengan tidak kehilangan obyektivitas & kejernihan hati, kita
menjadi lebih tegar, meskipun proses yang dibutuhkan untuk menghapus kekecewaan lebih lama.
Kalau anda merasa kecewa, periksalah niat anda. Dibalik yang dianggap baik, mungkin ada niat yang tidak
lurus. Periksalah motif-motif yang melintas dalam batin. Selama peminangan hingga saat menunggu
jawaban. Kemudian biarkan hati memproses secara wajar sampai menemukan kembali ketenangan secara
mantap.
Tetapi kalau jawaban yang diberikan oleh keluarga wanita sesuai harapan, berbahagialah sejenak.
Bersyukurlah. Insya Allah kesendirian yang dialami dengan menanggung rasa sepi sebentar lagi akan
menghapus kepenatan selama di luar rumah. Insya Allah sebentar lagi.
Tunggulah beberapa saat. Setelah tiba masanya, halal bagi anda untuk melakukan apa saja yang menjadi
hak anda bersamanya. Akan tiba masanya anda merasakan kehangatan cintanya. Kehangatan cinta wanita
yang telah mempercayakan kesetiaannya kepada anda. Setelah tiba masanya, halal bagi anda untuk
menemukan pangkuannya ketika anda risau.
Selama menunggu, ada kesempatan untuk menata hati. Melalui pernikahan, Allah memberikan banyak
keindahan & kemuliaan.


Wanita boleh menawarkan

Islam memberikan penghormatan yang suci kepada niat & ikhtiar untuk menikah. Nikah adalah masalah
kehormatan agama, bukan sekedar legalisasi penyaluran kebutuhan biologis dengan lawan jenis.

Islam memperbolehkan kaum wanita untuk menawarkan dirinya kepada laki-laki yang berbudi luhur, yang ia
yakini kehormatan agamanya, dan kejujuran amanahnya menjadi suaminya. Dan Khadijah r.a atas teladan
bagi wanita yang bermaksud untuk menawarkan diri.

Sikap menawarkan diri menunjukkan ketinggian akhlaq & kesungguhan untuk mensucikan diri. Sikap ini
lebih dekat kepada ridha Allah & untuk mendapatkan pahala-Nya, Allah pasti mencatatnya sebagai
kemuliaan & mujahadah yang suci. Tidak peduli tawarannya diterima atau ditolak, terutama kalau ia tidak
mempunyai wali.

Insya Allah, jika sikap menawarkan diri dilakukan dengan ketinggian sopan santun, tidak akan menimbulkan
akibat kecuali yang maslahat. Seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan yang mendalam pasti akan
meninggikan penghormatan seperti ini, kecuali laki-laki yang rendah & tidak memiliki kehormatan, kecuali
sekedar apa yang disangkanya sebagai kebaikan.

Imam Bukhari menceritakan cerita dari Anas r.a. ada seorang wanita yang datang menawarkan diri kepada
Rasulullah SAW dan berkata: "Ya Rasulullah! Apakah baginda membutuhkan daku?" Putri Anas yang hadir
& mendengarkan perkataan wanita itu mencela sang wanita yang tidak punya harga diri & rasa malu,
"Alangkah sedikitnya rasa malunya, sungguh memalukan, sungguh memalukan." Anas berkata kepada
putrinya: "Dia lebih baik darimu, Dia senang kepada Rasulullah SAW lalu dia menawarkan dirinya untuk
beliau!" (HR Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar